Bangunan yang ada di Indonesia dipengaruhi dengan sentuhan arsitektur, interior, hingga furniture dari era kolonisasi, terutama dari Belanda dan Inggris. Hal ini bisa tercermin terutama di kota-kota besar Indonesia, di pusat kota, seperti yang ada di Bandung, Semarang, Jakarta, Surabaya, dan lain-lainnya. Meski saat ini bangungan-bangunan tersebut lebih dialihfungsikan sebagai bangunan komersil. Bangunan bersejarah itu memiliki kekayaan elemen furniture sebagai produk budaya yang menarik untuk dipelajari.
Dalam tulisan berjudul “Kajian Furniture Pada Rumah Hunian Kolonial Belanda” karya Irena Vanessa Gunawan dan Citra Amelia dijelaskan terkait gaya furniture zaman Belanda ini. Tulisan yang terbit di Jurnal Idealog (Ide dan Dialog Indonesia) tersebut menyatakan bahwa perkembangan arsitektur kota dan interior pada zaman kolonial memberi pengaruh positif terhadap desain. Khusus pada elemen interiornya, banyak yang menggunakan kayu yang kuat.
Dari kayu eboni (Diospyros ebenum), kayu kalamander (Diospyros quaesita), kayu amboina (Pterocarpus indicus), kayu sonokeling (Dalbergia latifolia), kayu satin (Chloroxylon swietenia), hingga kayu jati (Tectona grandis). Julukan yang disematkan pada furniture-furniture zaman kolonial dengan ciri khas mempertahankan tekstur dan urat kayu tersebut yaitu “Furniture Belanda”. Pada era modern seperti sekarang ini, produk-produk furniture yang terbuat dari kayu-kayu tersebut juga bermunculan dengan adanya furniture-furniture yang sifanya minimalis.
Literatur yang mencatat terkait sejarah perkembangan furniture di Indonesia masih sangat terbatas. Salah satunya adalah buku yang membasa tentang ebony furnitur dari Dave van Gompel. Koleksi furniture dari kayu tersebut kebanyak diiliki oleh keluarga-eluarga Belanda ketika kembali dari Indonesia. Keunikan dari koleksi furniture tersebut menunjukkan gaya furniture Eropa pula.
Dikatakan pula jika pada abad-17, jual beli furniture di pasar bukanlah kegiatan yang umum dilakukan. Sebab sebagian besar furniture masih digarap secara lokal. Apalagi di ranah Indonesia, furniture seperti kursi bukanlah budaya tradisional Indonesia, karena masyarakat lebih sering menggunakan alas dan tikar untuk duduk. Kursi dianggap sebagai perlambang status tertentu untuk para pejabat tinggi. Seiring berjalannya waktu, produk furniture di Indonesia pun berkembang. Berbagai gaya, dari British Regency Styles, French neo-clacism styles, empire styles, hingga gaya furniture dari China pun menambah kaya karakteristik furniture. Hingga pada masa modern ini berkembang furniture minimalis.
Ciri-ciri Furniture Minimalis
Sebagaimana konsep minimalis pada umumnya, desain furniture minimalis mengikuti prinsip less is more atau simplicity dan menekankan fungsi. Dalam artian menggunakan bentuk geometri yang sederhana, tanpa ada dekorasi yang tak perlu, bahkan material kayunya pun sederhana, tanpa menghilangkan kualitas alami dari bahan furniture itu sendiri.
Sifat minimalis ini terpengaruh dari budaya Zen (Jepang) yang sangat berkelindan dengan prinsip kesederhanaan, tapi tetap berestetika. Furniture minimalis ditandai dengan beberapa ciri:
1. Furniture berbentuk geometris tanpa dekorasi atau minim dekorasi. Ini bisa dilihat dari bentuk furniture, seperti kubus atau persegi panjang, tidak banyak sudut yang mempersempit ruang.
2. Furniture yang fokus pada fungsi. Furniture ini dibuat terutama berdasarkan pada fungsinya, misal pada meja atau kursi yang nyaman dan tidak terganggu oleh hiasan. Bentuknya tidak rumit.
3. Dibuat menggunakan material yang sederhana tapi memiliki hasil yang maksimal. Bahan untuk membuatnya sangat mudah untuk ditemukan, dan tidak rumit, tapi menonjolkan kualitas dari bahan itu sendiri. Semisal pada furniture kayu jati dengan seratnya yang kuat dan padat.
4. Furniture didominasi oleh warna-warna yang netral,seperti hitam, putih, atau abu-abu. Juga warna alami dari kayu itu sendiri.
Di Indonesia, kamu akan sangat mudah menemukan furniture minimalis ini, karena umumnya banyak digunakan di masa modern seperti sekarang. Di mana desain utamanya memenuhi kebutuhan dasar penghuni rumah.
Merawat Furniture Kayu Minimalis
Ada pepatah yang mengatakan jika kondisi furniture bisa menunjukkan karakter dari pemiliknya. Bisa kamu bayangkan sendiri, jika furniture kayu di rumahmu memiliki kesan yang kotor dan tak tertata, maka kesan burukpun akan kamu dapatkan, orang lain juga jadi enggan untuk berkunjung. Untuk melakukan perawatan khususnya pada furniture yang sifatnya minimalis. Berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan:
1. Membersihkan furniture minimalis secara rutin
Cara membersihkan furniture dari kayu minimalis yang sederhana adalah dengan membersihkan secara rutin. Kalau kamu lupa, kamu bisa membuat jadwal kamu sendiri. Bisa setiap minggu atau setiap bulan. Ajak pula anggota keluarga untuk membantu membersihkan hingga merapikan. Jangan lupa, untuk menggunakan produk dari Biopolish agar keawetan furniture kesayanganmu jadi lebih terjaga.
Kamu bisa menggunakan Biopolish Beeswax untuk furniture kayu minimalis yang bersentuhan dengan makanan. Juga ada Biopolish Leather Care yang bisa merawat furniture yang terbuat dari bahan kulit. Jika furniture kayu minimalismu sangat beragam, Biopolish Natural Oil dan Biopolish Linseed Oil juga sangat multifungsi untuk membersihkan berbagai macam furniture. Cara merawat furniture kayu minimalis dari produk-produk ini pun sangat mudah untuk diaplikasikan.
2. Pilihlah furniture kayu minimalis yang terbaik dan cocok untuk ruangan
Furniture minimalis sangat cocok diletakkan pada ruang yang terbatas dan tidak memiliki banyak sekat. Sebab furniture kayu minimalis ini bisa memberikan kesan yang luas dan rapi. Dengan terbatasnya ruang, maka pilihlah produk furniture yang benar-benar kamu butuhkan. Semakin sedikit maka membersihkan juga semakin efisien bukan? Kamu juga bisa membuat furniture dengan cara hand made yang multifungsi, semisal alamari yang bisa digunakan sebagai meja juga. Hindari pula memilih furniture yang tebal dan bulat karena itu akan mempersempit ruang.
Produk furniture kayu minimalis juga bisa jadi lebih cocok sesuai dengan warna asli ketika furniture tersebut telah diolesi dengan cat duco. Cat duco kerap digunakan sebagai finishing untuk kayu, terbuat dari nitrocellulose (NC), dan mempunyai warna yang solid. Warnanya pun beragam, dari hitam, putih, biru, merah, dan lainya. Meski jika furniture berumur lama, cat ini bisa kabur dan kamu perlu membersihkan furniture kayu cat duco dengan cara yang tepat.
3. Berikan sirkulasi udara yang lancar pada furniture
Udara ternyata memiliki pengaruh signifikan pada kondisi furniture kayu minimalis. Jika kamu meletakkan furniture kayu minimalis di tempat yang lembab, akan mengundang organisme atau serangga yang tak diinginkan untuk hidup. Dari rayap hingga teter, jangan sampai merusak furniture kesayanganmu. Tips membersihkan furniture kayu agar furniture kamu bebas dari serangga-serangga ini adalah dengan meletakkannya di tempat yang bersuhu normal.
Furniture kayu minimalis di rumahmu bisa kamu rawat dengan perawatan yang semudah mungkin. Kamu juga bisa mengganti posisi furniture kayu minimalis secara berkala agar tak kelihatan membosankan dan monoton. Dengan memindahkannya, kamu juga memiliki kesempatan untuk membersihkan bagian tertutup yang jarang dijangkau ketika furniture tidak dipindahkan. Cara membersihkan furniture dari kayu minimalis cukup dengan memindahkan furniture-furniture tertentu, menggesernya ke sudut berbeda, sehingga suasana jadi lebih segar.