Selama ini sepatu boots selalu identik dengan para pria yang bekerja di lapangan, atau di wilayah kehutanan, atu di wilayah tambang. Fungsi dari sepatu boots untuk melindungi kaki dari benda-benda bisa melukai. Sebagian besar sepatu boots yang tersedia di pasaran terbuat dari karet dengan tinggi hampir selutut.
Sepatu boots termasuk ke dalam safety shoe, yaitu Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dipakai oleh seseorang ketika bekerja guna menghindari resiko kecelakaan. Bukan sekedar membuat perlindungan bagian tubuh pekerja pada adanya resiko kecelakaan saja, tetapi dengan memakai safety shoe pekerja akan lebih leluasa bergerak hingga dapat meningkatkan efektivitas.
Selain untuk melindungi penggunanya dari benda tajam yang berbahaya, sepatu boots juga bisa melindugi penggunanya dari kecelakaan yang fatal. Beberapa pekerjaan yang dilakukan di tempat-tempat yang berbahaya seperti laboratorium kimia membutuhkan sepatu boots untuk melindungi dari cairan kimia yang berbahaya. Sepatu boots yang terbuat dari karet melindungi penggunanya dari terpeleset di permukaan licin.
Ukuran sepatu boots bermacam-macam. Yang paling umum tentu saja yang sering kita lihat, yaitu sepatu boots yang sering digunakan para pekerja di sawah atau di hutan. Terbuat dari karet dengan tinggi hampir mencapai betis laki-laki dewasa. Sebenarnya ukuran sepatu boots tidak hanya yang ukurannya setinggi betis. Ada beberapa sepatu boots yang mempunyai ukuran sampai mata kaki, yang sampai lutut, bahkan ada yang sampai melindungi paha.
Sejarah Singkat Sepatu Boots
Seperti dikutip highlight.id, yang tercatat sepatu boots pertama kali dibuat sekitar tahun 1200 oleh bangsa Mongol. Sepatu boots yang dibuat oleh bangsa mongol kala itu terbuat dari kulit Yak, yaitu sejenis sapi yang hidup di wilayah Mongol. Alas kaki ini dibuat untuk melindungi mereka dari suhu dingin yang menerpa wilayah mereka sepanjang waktu. Bahan dari kulit yak memberikan efek hangat yang sangat nyaman.
Sepatu boots yang muncul di wilayah Mongolia pada masa itu terdiri dari legging, sol dan bagian bawahnya terpisah dari atasnya dengan ukuran yang lebih besar dari sepatu atau sandal biasa. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, tujuan dari sepatu boots di wilayah Mongolia ini adalah adalah untuk memberikan perlindungan pada pergelangan kaki dan dibuat hingga mencapai lutut.
Sepatu boots dari wilayah Mongolia ini kemudian dibawa oleh para pekerja menuju ke bebrapa wilayah seperti Rusia, China, dan India. Termasuk pada masa penjajahan bangsa Mongol. Selain menggunakan kulit yak, pada masa ini sepatu boots juga mulai menggunakan kulit anjing.
Sementara itu di benua Eropa, pada masa kejayaan Napoleon Bonaparte, sepatu boots digunakan sebagai alas kaki para serdadu yang melindungi dari segala situasi dan kondisi saat berperang. Penggunaan sepatu boots pada masa Napoleon menjadi awal model dibedakannya sepatu laki-laki dan perempuan. Pada masa ini juga penggunaan sepatu berhak tinggi bagi laki-laki mulai ditinggalkan karena model itu lebih disukai perempuan. Sementara laki-laki lebih suka yang praktis, seperti sepatu boots kulit.
Sepatu boots mulai populer untuk penggunaan fashion di awal 1920-an ketika sepatu boots berhak tinggi mulai dipasarkan di Rusia. Namun perkembangan sepatu boots di Rusia tidak berkembang pesat karena hingga di 1930-an, sepatu boots sudah dianggap sebagai sepatu dengan kualitas yang buruk dan tidak nyaman dipakai untuk wanita ramping dan sederhana.
Sepatu boots semakin popular di wilayah Amerika Serikat sekitar tahun 1950-an ketika seorang designer ternama membawa speatu boots ke wilayah haute couture. Beth Levine, seorang perancang sepatu asal Amerika Serikat dianggap sebagai perancang pertama yang membawa sepatu boots ke haute couture ketika mengenalkan sebuah desain sepatu boots dengan panjang sebetis di tahun 1953 yang dibuat khusus untuk anak-anak berkulit putih.
Popularitas Beth Levine dikalahkan oleh kehadiran Balenciaga, sebuah rumah mode mewah asal Spanyol oleh Cristobel Balenciaga yang merancang sepatu boots setinggi di atas lutut pada tahun 1962. Hadirnya sepatu boots berkulit buaya juga turut meramaikan pasar sepatu boots di Amerika.
Sepatu boots mengalami pasar surut popularitas dari tahun 1960-an sampai tahun 1990-an. Popularitas sepatu boots kembali memuncak ketika tahun 1990-an budaya klub dansa kembali populer sehingga menaikkan kembali pamor sepatu boots. Gianni Versace yang ikut merancang desain baru dari sepatu boots turut mengharumkan popularitas boots di Vogue. Sepatu boots tidak lagi dirancang setinggi lutut saja, namun sudah mulai di desain setinggi pergelangan kaki untuk memenuhi permintaan pasar.
Di awal tahun 2000an desain sepatu boots semakin mengalami banyak perubahan. Dari yang awalnya didesain untuk menjadi alat pelindung diri dari hal-hal yang membahayakan, sekarang lebih banyak berfungsi sebagai bagian dari fashion. Selain desain yang semakin variatif, bahan yang digunakan juga semakin beragam. Jika dulu sepatu boots didominasi oleh bahan kulit, saat ini justru bahan sepatu boots didominasi oleh bahan karet dan canvas.
Dengan demikian, kita bisa tampil penuh gaya dengan menggunakan sepatu boots yang sesuai dengan situasi dan kondisi kita. Karena fungsi dan desain sepatu boots kini sudah berkembang ke arah fashion, bukan hanya alat pelindung diri sebagaimana awalnya sepatu boots dibuat. Sehingga sepatu boots bisa menjadi salah satu pilihan alternatif kita untuk tampil penuh gaya.
Merawat Sepatu Boots dari Kulit Menggunakan Biopolish Leather Care
Di tengah banyaknya sepatu boots yang terbuat dari bahan karet dan canvas, sepatu boots dari bahan kulit masih tetap menjadi pilihan. Dibandingkan dengan kedua bahan tersebut, bahan dari kulit menyajikan beberapa keuntungan. Keuntungan utamanya adalah kemampuan untuk melindungi kulit dari hawa dingin sehingga kaki tetap terasa hangat.
Sepatu boots dari kulit membutuhkan perawatan yang lebih ekstra agar awet dan terjaga kualitasnya. Sepatu boots dari bahan kulit dapat dirawat dengan menggunakan biopolish untuk sepatu kulit, yaitu Biopolish Leather Care.
Biopolish Leather Care memiliki kandungan natural anti-oxidant yang menyerap langsung pada lapisan dalam material kulit. Produk ini dapat di gunakan untuk merawat dan menjaga agar sepatu kulit tidak mudah retak, kaku, pecah-pecah dan menjaga warnanya agar tetap cerah menawan. Ini membuat warna asli dari sepatu boots kulit jadi terlihat lebih tajam.
Biopolish Leather Care memiliki beberapa keunggulan karena produk satu ini dibuat menggunakan bahan-bahan alami seperti lilin lebah (beeswax), minyak biji rami (linseed oil), minyak pinus (pine oil), serta campuran dari komposisi minyak nabati lainnya. Keunggulan lain yang dimiliki oleh Biopolish Leather Care dibandingkan dengan semir biasa yang memiliki kandungan bahan kimia yaitu, Biopolish Leather Care tidak berbau.
Jadi jika anda membutuhkan semir dan moisturizer sekaligus untuk perawatan sepatu kulit, hal tersebut sudah tersedia dalam satu kemasan Biopolish Leather Care. Khusus untuk perawatan sepatu kulit full grain, pull up, kulit sintetis atau imitasi paling cocok menggunakan biopolish leather care.
Tidak seperti produk lainya juga, biopolish leather care di buat dengan kompisis 100 % bahan alami. Sehingga tidak merusak sepatu kulit jika di pakai dalam jangka waktu yang lama. hal ini berbeda dengan produk lainya terutama yang berbentuk cair. Bahan ini justru membuat kering dan mengurangi kandungan minyak pada bahan sepatu kulit